as far as the eye could see would look fine or regular shape and we can enjoy, areal form close to us and stick with our days,which form an impression,message,pleasure,sorrow,struggle, optimism,arrogance,isme2,absurdivitas and love that melt into a visual language through the senses of the eys and hearts toward the eye that can see the honesty of a simple but not transparent.

mural di jakarta

Ada Mural di Kolong Tol

Kolong jembatan layang di beberapa wilayah di Jakarta, kini terlihat lebih berwarna. Puluhan lukisan dinding, yang biasa disebut mural tersebar di dua puluh lima titik persimpangan jalan di wilayah Kota Jakarta. Seperti di persimpangan Cempaka Putih, persimpangan Pancoran dan di persimpangan Slipi.
Penggunaan warna mencolok dan bergradasi, menjadi ciri khas mural. Tujuannya memang untuk menarik perhatian orang yang melintas. Mural bertema tertib lalu lintas ini digagas oleh Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, bersama seratus seniman mural. Selama sepekan mereka melukis kolong jembatan layang.
Bahkan ada juga anggota polisi yang ikut melukis mural. Mural berkembang di Indonesia sejak tahun 1990-an, berawal dari Kota Yogyakarta. Lambat laun mural merambah ke kota besar lainnya, seperti Bandung, Jakarta, dan Surabaya.
Awalnya seni ini berkembang sebagai upaya meredam aksi vandalisme di wilayah publik. Belakangan, mural menjadi trend di kalangan generasi muda dan pekerja seni, sebagai salah satu cara menyalurkan kebebasan berekspresi. Mural berbeda dengan lukisan vandalisme atau lukisan ngebom, istilah untuk lukisan liar. Mural lebih tertata dan memberi pesan berguna bagi yang menyaksikannya.
Seni lukis kontemporer ini bisa bergaya naturalis atau pun surialis. Seperti karya, mahasiwa Universitas Negeri Jakarta ini, yang mengambarkan potret Kota Jakarta yang diteror polusi udara. Lukisan ini dapat disaksikan di kolong jembatan layang di persimpangan Slipi Jakarta.
Mural memberi kebanggaan tersendiri pada pelukisnya. Karena karyanya dapat dinikmati publik. Hanya dengan bermodalkan cat tembok, mural dapat dibuat di mana saja. Terutama di tembok-tembok di sepanjang jalan dan perempatan yang ramai.
Melukis mural diawali dengan pembuatan sketsa pada sehelai kertas. Kemudian sketsa dipindahkan ke dinding tembok. Dalam melukis mural ada pemimpin proyek dan pembantu proyek, atau asisten.
Sang pemimpin biasanya membuat sketsa di dinding, lalu proses penebalan gambar dilakukan oleh para asistennya. Kemudian secara bersama-sama mereka melakukan penyelesaian gambar, dan menuliskan pesan-pesan tertentu, digambar yang mereka buat.
Melukis mural membutuhkan waktu yang cukup lama, para seniman mural ini rela tidur di lokasi untuk menyelesaikan karya mereka. bidang lukis yang luas. Membuat lukisan mural harus dikerjakan oleh beberapa orang. Meski memerlukan kesabaran, menghasilkan mural membawa kepuasan tersendiri. Selain menjadi wadah berkreasi, mural menjadi alternatif untuk menyalurkan kreativitas.
Dengan mural, aksi corat-coret di tempat umum dapat dialihkan menjadi karya yang bermanfaat dan dapat dinikmati umum. Pesan di mural juga dapat langsung menyentuh warga yang melihatnya.(Helmi Azahari/Ijs)

Copyright © 2008 - RupaRupaYgBerupa - is proudly powered by Blogger
Blogger Template